Dinamika perkembangan teknologi yang berubah dengan cepat di semua sektor kehidupan, peradapan modern terjadi di mana-mana, berita yang diturunkan oleh Antara pada 20/12 menunjukkan tentang itu.
Deputi bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Kennedy Simanjuntak menyatakan bahwa pendidikan vokasi digital menjadi salah satu strategi pemerintah dalam meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menghadapi pasar ekonomi digital.
Kennedy menilai bahwa jumlah SDM Indonesia yang memiliki keahlian dan keterampilan belum memadai dalam menghadapi era digitalisasi dan revolusi industri 4.0. Oleh karena itu, vokasi menjadi solusi cepat untuk beradaptasi dengan disrupsi era digital.
"Vokasi yang mengarah pada digital yang diharapkan bisa meraup bonus demografi. Kami merancang strategi untuk meningkatkan kapasitas SDM yang siap untuk beradaptasi dengan era disrupsi digital," kata Kennedy pada diskusi FMB di Kementerian Kominfo Jakarta, Jumat.
Disampaikan oleh Kennedy, kapasitas infrastruktur Teknologi, Informasi dan Komunikasi yang disingkat dengan TIK serta kapasitas SDM masih menjadi tantangan bagi Indonesia dalam menghadapi era digital.
Penggiat teknologi digital dunia pendidikan Abdul Hutasuhut, mengatakan beberapa hal, terkait dengan berita ini. Selain pendidikan vokasi, sitem IT yang baik juga sudah harus diterapkan pada sekolah-sekolah di seluruh indonesia sesuai fungsi dan peruntukannya. Pemerintah telah mencanangkannya, saatnya sekolah-sekolah menjalankannya, sesuai dengan petunjuk teknis dari Kementerian.
Pendiri Mutiara Tech di Bukittinggi tersebut, mengatakan, dunia pendidikan Indonesia, termasuk sistem administrasinya harus memanfaatkan teknologi informasi dengan tepat dan beradaptasi terhadap perubahan, bermitra dengan ahlinya, adalah cara terbaik agar dapat diaplikasikan dengan baik.
Di sisi lain, proyeksi ekonomi digital cukup cerah, yakni naik tiga kali lipat sejak 2015 sampai 2025, angka ini masih bergerak tumbuh. Berdasarkan estimasi FEB UI, kontribusi Tokopedia terhadap perekonomian Indonesia meningkat dari Rp58 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp170 triliun pada 2019.
Kontribusi mitra Gojek dari 4 layanan (Go-Ride, Go-Car, Go-Food, GoLife) kepada perekonomian Indonesia juga telah mencapai Rp44,2 triliun. Selain itu, perusahaan yang didirikan oleh Nadiem Makarim ini juga menyerap begitu banyak tenaga kerja, berkontribusi menekan angka pengangguran di Indonesia.
Dalam menjawab tantangan tersebut, Pemerintah memiliki tujuh agenda pembangunan. Agenda pertama adalah ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan. Kedua, pengembangan wilayah untuk mengurangi kesenjangan.
Ketiga, SDM berkualitas dan berdaya saing; keempat adalah revolusi mental dan pembangunan kebudayaan. Kelima, infrastruktur untuk ekonomi dan pelayanan dasar. Keenam, lingkungan hidup, ketahanan bencana, dan perubahan iklim. Ketujuh, stabilitas politik, hukum, keamanan, dan pertahanan, serta transformasi pelayanan publik.
(Antara, Mentari Dwi Gayati, Editor : Budi Suyanto)